Search In This Blog

Thursday, August 18, 2011

PTPN 12 Bidik Pasar Ekspor Gula Merah di Timur Tengah

Banyuwangi (beritajatim.com)-Pasar ekspor gula merah tanpa sulfit terbuka luas. PT Perkebunan Nusantara 12 membidik pasar Timur Tengah.



Manajer Kebun Kalisepanjang, Arief Wicaksono (kanan), di sela-sela pelaksanaan edukasi media 2011 (foto : hil-humas)

Gula merah yang diproduksi di Kebun Kalisepanjang itu berbeda dengan gula merah di pasaran. PTPN 12 memproduksi gula merah dengan meminimalisasi penggunaan sulfit. Sulfit umumnya digunakan untuk lebih mencerahkan warna gula merah yang kehitaman karena proses produksi. Selain itu sulfitasi juga lebih memperpanjang usia simpan komoditas.
Padahal, penggunaan sulfit di atas ambang batas berbahaya bagi kesehatan. "Konsumsi berkepanjangan gula merah yang menggunakan sulfit bisa membuat ginjal terganggu, karena adanya tumpukan residu," kata Arief Wicaksono, Manajer Kebun Kalisepanjang.
Potensi pasar gula merah non-sulfit cukup besar, mengingat glisemik indeks komoditas ini rendah. Gula merah layak dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. "Di luar negeri harga 1 pon gula merah bisa mencapai 14 dollar AS. Padahal di sini, per kilogram dijual Rp 4.000-5.000," kata Arief.
Negara tujuan ekspor yang cukup terbuka untuk dijelajahi adalah Australia dan Arab Saudi. "Tahun 2012 kita akan coba ke Timur Tengah. Kita coba 225 ton per minggu," kata Arief.
Pasar utama gula merah tanpa sulfit PT Perkebunan Nusantara 12 sementara ini adalah PT Indofood. Selama enam bulan terakhir ini, PT Indofood menyerap 180 ton gula merah produksi Kalisepanjang setiap pekan untuk bahan baku kecap. Dari sini, PT Perkebunan Nusantara 12 bisa mencapai omzet Rp 1,3 miliar.
"Indofood mau membeli dengan harga Rp 6.475 per kilogram. Tren di pasaran sendiri membaik, sekarang Rp 5.800 per kilogram," kata Arief. [wir]
Reporter : Oryza A. Wirawan
sumber : beritajatim.com/hil-n12

No comments:

Post a Comment